Dedikasi Tiada Henti: Torehkan Prestasi Internasional di Universiti Teknikal Malaysia, Melaka (UTeM)

CIREBON, IKMI.AC.ID – Kabar gembira datang dari civitas akademika STMIK IKMI Cirebon. Salah satu dosen tetap yaitu Bapak Dian Ade Kurnia, S.Kom., M.Kom, Ph.D, telah berhasil menyelesaikan ujian sidang program Doktor Ilmu Komputer di Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM) pada hari Kamis, Tanggal 15 Mei 2025.

Ujian VIVA-VOCE yang merupakan tahapan akhir dalam meraih gelar Doktor tersebut dilaksanakan secara langsung di kampus UTeM Malaysia dengan durasi presentasi sekitar 20–30 menit. Dalam surat resmi dari Bapak Profesor Dr. Mohd Rizal Bin Salleh, selaku Dean School of Graduate Studies UTeM, disebutkan bahwa Bapak Dian telah memenuhi semua persyaratan akademik dan siap melanjutkan ke tahap finalisasi gelar doktoralnya.

Sebagai Dosen Tetap Program Studi Manajemen Informatika D3 di STMIK IKMI Cirebon, sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Riset, Inovasi, dan Kerjasama, prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi institusi. Keberhasilan Bapak Dian tidak hanya mencerminkan dedikasi pribadi dalam menuntut ilmu, namun juga menjadi inspirasi bagi seluruh sivitas akademika untuk terus berkarya dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Kami atas nama pimpinan dan seluruh keluarga besar STMIK IKMI Cirebon menyampaikan ucapan selamat dan sukses yang setinggi-tingginya kepada Bapak Dian Ade Kurnia, S.Kom., M.Kom, Ph.D. Semoga ilmu yang diraih dapat memberikan manfaat luas bagi kemajuan pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. (RK)

Berikut untaian puisi inspiratif karya Bapak Dian :

Padi…

Dalam diam ia tumbuh teguh,
mengakar di lumpur tanpa keluh,
di bawah mentari yang tak pernah jenuh,
padi menari dalam doa yang luruh.

Ia tak pernah lantang berseru,
namun panennya jadi syukur yang merayu,
tiap bulir menyimpan kisah pilu,
tentang kerja, sabar, dan waktu yang berlalu.

Padi mengajarkan pada insan,
bahwa rendah hati tak berarti tertindas,
semakin berisi, semakin ia menundukkan badan,
sebuah kebijaksanaan dalam rupa yang bias.

Ia tak memilih pujian atau nama,
cukup menjadi kehidupan yang utama,
bagi petani, bagi negeri, bagi semesta,
padi adalah berkah dalam wujud sederhana.

Maka belajarlah dari sang padi,
tentang arti hidup yang sejati,
bukan dari gemerlap dan sanjungan tinggi,
tapi dari ketulusan memberi, tanpa henti.

(DAK)