“Hybrid Learning” Era Baru Pembelajaran STMIK IKMI Cirebon di Masa Transisi Covid-19
Keberhasilan program vaksinasi Pemerintah RI untuk menangani pandemi covid-19 di Indonesia disambut bahagia oleh berbagai pihak. Termasuk dalam bidang pendidikan, dimana dalam kurun dua tahun terakhir melakukan pembelajaran secara daring (online) kini telah memulai babak baru. Pemerintah kembali membuka pembelajaran secara luring (offline) di daerah yang PPKM nya turun di level 3 dan 2, namun dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh Pemerintah.
STMIK IKMI Cirebon, merupakan perguruan tinggi di wilayah Kota Cirebon yang siap menyambut kembali mahasiswa dengan konsep hybrid learning. Yakni trend baru pembelajaran di Perguruan Tinggi yang menggabungkan tiga elemen pembelajaran yakni kuliah tatap muka, kuliah teleconference dan portal e-learning. Ketiga elemen ini dilakukan secara bersamaan dengan membagi mahasiswa menjadi tiga kelompok belajar yang bersinergi pada protokol kesehatan karena meminimalisir adanya kerumunan di area kampus. Tim IT STMIK IKMI Cirebon, Bapak Yudhistira Ari Wijaya M.Kom Menerangkan bahwa “Konsep pembelajaran hybrid sudah cukup efesien, namun belum bisa dilakukan oleh semua perguruan tinggi karena membutuhkan teknologi komputer, internet dan perangkat audio visual yang membutuhkan biaya lumayan besar”.
Adapun teknis tatap muka dalam sistem hybrid juga berbeda dengan seperti biasanya, dimana ruang belajar terbagi menjadi master room dan class room. Master room adalah kelas utama dimana dosen bertatap muka langsung dengan mahasiswa sedangkan class room merupakan kelas cabang dari master room yang dapat secara langsung berinteraksi dengan dosen melalui komunikasi audio. Dengan adanya pembagian sepeti ini, jumlah mahasiswa
dalam satu ruangan akan lebih sedikit dan pembatasan jarak antar mahasiswa bisa diterapkan.
Kekurangan dari sistem ini adalah membutuhkan lebih banyak anggota untuk kontrol ruangan dari akademik untuk melakukan setting dan memantau class room yang tidak secara langsung dihadiri oleh dosen. Selain itu, akses internet juga merupakan hal yang urjen, dimana jalannya pembelajaran ini paralel melalui jaringan internet. Sehingga, ketika jaringan internet mengalami kendala maka akan menghambat jalannya pembelajaran.
Harapan diterapkannya hybrid learning ini adalah, kampus ingin agar mahasiswa bisa tetap berkuliah secara tatap muka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan nyaman dengan pembelajaran teleconference dan e-learning dari rumah. Mahasiswa juga diharapkan bisa beradaptasi dengan sistem pembelajaran baru dan bisa memaksimalkan waktu serta materi yang dipelajari. (Khaerul Anam)