Mahasiswa STMIK IKMI Cirebon menciptakan alat Kolaborasi Tenaga Surya dan Sumber Mata Air di Desa Kubang, Melalui Teknologi untuk Penyemprotan Tanaman Pertanian

CIREBON- Pemerintah Desa Kubang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, melakukan inovasi teknologi terbarukan dalam bidang pertanian.  

Pihaknya memanfaatkan temuan teknologi hasil kolaborasi antara tenaga surya, mesin penyemprot dan sumber mata air guna menyiram tanaman dan perkebunan.

Temuan alat hasil inovasi teknologi yang diberi nama DIT (Draninage Agriculture Technology) atau alat semprot itu saat ini masih dalam proses percobaan.

Nantinya jika berhasil dimanfaatkan, ke depan bisa digunakan untuk penyemprotan tanaman ataupun pupuk cair bahkan pestisida yang berada di lahan produktif maupun di lahan tandus. 

Dalam penemuannya itu, pemerintah desa menggandeng pihak perguruan tinggi teknologi di Cirebon, untuk proses pengoperasian yang nantinya bisa direalisasikan pada areal tanam di desanya. 

“Alat ini sebagai perwujudan program petani milenial yang menggabungkan konsep tradisional dan modern. Sehingga agar ke depan alat ini bisa berguna bagi masyarakat petani untuk bisa lebih mandiri dalam peningkatan hasil panen,” kata Kuwu (Kepala Desa) Kubang, Wawan Karyawan, di lokasi perkebunan di desanya, Rabu (23/11/2022). 

Wawan menerangkan, setidaknya ada sekira 20 hektare lahan non produktif dari total luasan lahan sekira 272 hektar di wilayahnya. 

Meskipun sebagian besar lahan produktif, namun dengan penggunaan inovasi teknologi itu semua lahan yang ada bisa digarap oleh petani setempat. 

“Mayoritas warga kami itu petani padi dan palawija. Kami berharap semua elemen bisa mendukung program petani milenial ini sehingga tujuan dalam peningkatan hasil panen bisa terwujud dan tidak tergantung pada musim. Sehingga salam satu tahun bisa tiga kali panen,” ungkapnya. 

Sementara, Ketua Kelompok Mahasiswa, Bagus Hermawan, menerangkan, sistem kerja dari alat semprot tanaman itu memanfaatkan kolaborasi teknologi. Baik itu tenaga surya yang diolah menjadi listrik, sumber mata air sebagai pemasok aliran dan mesin jenset sebagai penyemprot tanaman.  Dalam pengoperasiannya, juga berbasis aplikasi yang bisa dikontrol jarak jauh karena dibantu sensor cuaca. 

“Panel surya dimanfaatkan untuk kelistrikan, karena tidak mungkin dijangkau dari warga melihat kondisi lahan jauh dari pemukiman. Sensor juga otomatis bekerja, tatkala kering akan otomatis nyala dan sebaliknya jika lembab akan berhenti dan bisa dikontrol lewat aplikasi di HP,” katanya. 

Kolaborasi yang dikerjasamakan dengan pihak Desa Kubang, kata Bagus, tentunya menjadi kebanggaan karena alat yang diciptakan bisa bermanfaat bagi masyarakat. 

Sambil proses percobaan, tim juga mengedukasi masyarakat dalam alur pengoperasian sebelum diserahkan kepada petani. 
 
“Semoga alat siram tanaman ini bisa dimanfaatkan bagi petani di areal perkebunan dan pertanian di Desa Kubang. Yang nantinya jika berhasil tentu menjadi percontohan bagi semua masyarakat petani pada umumnya,” ungkap Mahasiswa aktif STMIK Cirebon itu.***

Sumber : Dialog Cirebon
https://cirebon.dialogindonesia.com/kolaborasi-tenaga-surya-dan-sumber-mata-air-desa-kubang-manfaatkan-teknologi-untuk-penyemprotan-tanaman-pertanian

?>